Setiap hari bahkan setiap saat, manusia berhadapan dengan masalah yang menuntut penyelesaian , mulai dari masalah yang paling sederhana sampai pada masalah yang rumit. Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan, atau antara kenyataa dan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut menempakkan diri dalam bentuk keluhan, keresahan dan kecemasan masalah sosial adalah kesenjangan antara situasi yang diharapkan dalam kehidupan sekelompok manusia dalam masyarakat. Penyelesaian masalah (problem solving) adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah tersebut.
Penyelesaian masalah dapat dilakuakan denga berbagai cara antara lain sebagai berikut.
1. Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa kampau. Biasanya cara ini digunakan pada masalah-masalah yang muncul secara berkala yang hanya berbeda dalam bentuk penampilannya. Dalam hal ini penyelesaian masalah menjadi kurang rasional.
2. Penelesaian masalah dengan intuitif.
Dalam hal ini, masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal, tetapi berdasarkan intuitif dan firasat.
3. Penyelesaian masalah dengan cara trik dan eror.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan cara coba-coba sehingga akhirnya ditemuka n penyelesaian yang tepat, percobaan yang dilakukan berdasatkan hipotesis, tetapi secara acak.
4. Penyelesaian masalah secara otomatis.
Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan sesseorang.
5. Penyelesaian masalah dengan metafiisik.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang bersumber dari dunia supranatural atau dunia gaib. Misalnya penyakit AIDS yang dialami dalam dunia nyata, dianggap sebagi suatu kutukan atas dosa. Oleh karena itu penyelesaian adalah pertaubatan.
6. Penyelesaian masalah secara ilmiah.
Penyelesaian masalah ini ialah penyelesaian masalah secara rasional melalui proses reduksi atau induksi.
Penyelesaian masalah yang di bicarakan dalam metode ini ialah penyelesaian masalah secara ilmiah atau semi ilmiah. Untuk mendukung metode ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan. Dalam permasalahan pemilihan materi diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Bahan yang dipilih bersifat conflict issue stsu kontoversional .
Bahan seperti dapat direkam dari peristiwa-peristiwa konkret dalam bentuk audio visual atau kliping.
b. Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa.
c. Bahan tersebut menyangkut kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
d. Bahan tersebut mendukung tujuan pembelajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum.
e. Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yan dikehendaki.
f. Bahan tersebut menjamin kesinambungan pengalaman belajar siswa.\
B. Model-model penyelesaian masalah
Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model.
a. Penyelesaian masalah menurut J. Dewey
Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
1. Merumuskan masalah.
Mampu mengetahui dan merumuskan masalah dengan jelas.
2. Menelaah masalah.
Mampu menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis.
Mampu berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternative penyelesaian.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Diperlukan kecakapan mencari dan menyusun data seraya menyajikannya dalam bentuk diagram, gambar dan table.
5. Pembuktian hipotesis.
Diperlukan kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan serta menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan.
Diperlukan kecakapan membuat alternatif penyelesaian serta menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
b. Penyelesaian masalah menurut Lawner Senesh.
Sanesh adalah seorang guru besar ekonomi, ia menggunakan tiga tahap dalam proses penyelesaian masalah ekonomi, yaitu:
- Tahap motivasi
- Tahap pengembangan, dan
- Tahap komulasi.
Problem solving berbeda daam tahap yang ke dua yaitu tahap pengembangan dengan langkah-langkah penyelesaian sebgai berikut:
1. Menemukan gejala-gejala problematik (symptus of the problem)
2. Mempelajari aspek-aspek permasalahan (aspects of the problem)
3. Mendefinisikan masalah (definition of the problem)
4. Menentukan ruang lingkup permasalahan (scope of the problem)
5. Menganalisi sebab-sebab masalah (causes of the problem)
6. Menyelesaikan masalah (solution of the problem)
c. Penyelesaian masalah menurut david johnson dan johnson.
Penyelesaian masalah menurut johnson dan david ini dilakukan melalui kelompok. Suatu masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat kontroversional, misalnya dianggap penting (importain), urgen dan dapat diselesaikan (solutionable). Prosedur penyelesaian adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah
Penemuan masalah ini di dalam kelas dilakukan sebagai berikut:
a. Kemeukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik secara tertulis maupun secara lisan. Mintaah kepada siswa untuk merumuskannya dalam suatu kalimat sederhana (brain stroming). Kemudia, terimalah setiap pendapat mereka tanpa persoalan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
b. Setiap pendapat ditinjau kembali dengan meminta penjelasan dari siswa yang berssangkutan , dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali perumusan-perumusan yang kurang tepat. Akhirnya , kelas memilih suatu perumusan yang paling tepat yang dapat dipakai oleh semua.
2. Mendiagnosi masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah, langkah berikut ialah membentuk kelompok kecil. Kelompok ini mendiskusikan sebab-sebab timbulnya masalah. Menurut johnson dan david, suatu masalah muncul karena dua faktor, yaitu:
- Faktor-faktor yang mendorong ke arah tercapainya tujuan.
- Faktor-faktor yang menghemat terhambatnya tujuan.
Munculnya masalah disebabkan kedua faktor itu berada dalam keadaan seimbang. Analisis terhadap kedua faktor tersebut disebut analisis kekuatan lapangan (AKL). AKL ini dapat dilakukan dengan prosesdur sebagai berikut:
a. Mengadakan brain stroming agar setiap anggota kelompok mendenfikasikan kedua macam faktor itu, faktor pendukung dalam faktor penghemat.
b. Penyusun faktor-faktor itu secara berurutan menuruk kuatnya pengaruh peristiwa yang aktual.
c. Suatu masalah akan dapat teratasi jika faktor penghemat didalamnya dikurangi dan faktor pendukungnya ditingkatkan. Usaha untuk mengubah kedua faktor tersebut akan lebih mudah jika ada fasilitas yang tersedia.
d. Dicari upaya untuk mengubah kekuatan pada faktor-faktor pendukung.
e. Memilih beberapa kemungkinan tindakan dari 3 dan 4 yang dianggap paling memberi harapan. Kemudian disusun kembali langkah-langkah yang sudah diplih.
f. Mempelajari kembali langkah-langkah kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing langkah itu dapat dipakai dalam penyelesaian masalah.
g. Merencanakan cara mengevaluasi keekfetifan program penerpanaya dan kemungkinan yang dapat dilakukan dalam prosedur evaluasi.
3. Merumuskan alternati strategi
Pada tahanp ini, kelompok mencari dan menemukan berbagai alternatif tentang cara menyelesaikan maslah. Menurut teori ini, perubahan-perubahan pada situasi yang aktual dapat terjadi jika kekuatan-kekuatan yang mendukung ataupun menghambat mengalami perubahan, sehingga tingkat keseimbagannya berubah, ada tiga cara untuk mengubah titik keseimbangan itu, yaitu;
- Menambah kekuatan pada faktor pendukung.
- Mengutangi kekuatan pada faktor penghambat.
- ‘mengubah faktor penghambat menjadi faktor pendukung.
4. Menentukan dan menetapkan strategi
Setelah berbagai alternatif ditemukan oleh kelompok, maka dipilih alternatif mana ang akan dipakai. Penyelesaian masalah ini terdiri dua aspek, yaitu :
a. Pengambilan keputusan (decision making), yaitu suatu proses untuk menentukan suatu plihan dari berbagai alternatif yang ada.
b. Penerapan keputusan (desicion implementasion), yaitu proses untuk menentukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan keputusan.
C. Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1. Kelebihan metode problem solving
a. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b. Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery. Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa yang ditrmukan, metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, dan discovery pada penemuan itu sendiri.
Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1. Kelebihan metode problem solving
a) Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c) Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
a) Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b) Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengaja, bina aksara, jakarta, cet III, 1991
Sunartyo, Strategi Belajar Mengajar Islam Pengetahuan Sosial, IKIP, Malang, Cet, II, 1989
Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta, Cet IV, 2010
W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis, Yokyakarta, Cet. IV, 1992